Minggu, 15 November 2009

Dekontruksi Peran dan Visi Mahasiswa

Oleh : Pariadi Hartono
Perwakilan Mahasiswa Kalimantan
Disampaikan Pada Acara Kongres Mahasiswa Islam Indonesia
Di Basket Hall Senayan Jakarta, Minggu : 18 Oktober 2009

Dalam sejarah perjalanannya, bangsa ini telah mengalami kondisi beragam dengan diterapkannya beragam sistem pemerintahan. Berakhirnya penjajahan selama 350 tahun oleh Belanda, dan 3,5 tahun oleh Jepang. Memberi pelajaran berharga akan sebuah kondisi sebagai bangsa terjajah. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menandai babak baru, akan sebuah kondisi Negara yang diharapkan dapat menghantarkan bangsa ini menuju cita-cita kemerdekaan yakni terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.

Perjalanan Pemerintahan di negeri ini dapat diklasifikasikan dalam 3 orde :

  1. Orde lama

Orde ini dimulai sejak terpilihnya Soekarno dan M. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama setelah proklamasi. Beragam pembenahan dan penyusunan konstitusi Negara di lakukan. Pada awalnya Kepiawian sosok Soekarno dan M. Hatta sebagai seorang negarawan memberi secercah harapan kepada rakyat Indonesia pasca era penjajahan fisik kolonial imprealis. Namun ternyata gaya pemerintahan orde lama yang cenderung berhaluan kiri menyebabkan eksistensi Komunis-sosialis yang terlembaga dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) mendominasi ranah politik saat itu. Karena itu pula umat Islam mencermati akan perlunya sebuah wadah perjuangan bersama sehingga terbentuklah beberapa ormas islam saat itu, seperti Muhammadiyah, NU, Sarekat Islam, Sarekat Dagang Islam, PII, dll. Kemudian juga mereka Menghimpunkan diri dalam sebuah partai politik bernama Masyumi. Partai ini berusaha memperjuangkan upaya pengelolaan Negara dengan menjadikan aturan Islam sebagai pijakan.

Dikalangan pemuda dan mahasiswa juga muncul gerakan kontra kebijakan orde lama dengan tuntutan TriTura yaang mereka suarakan, yakni Turunkan Harga, bubarkan PKI & cabinet yang bersih. Gerakan politik mahasiswa pada masa itu sebut saja HMI, PII, GPI dan beberapa gerakan mahasiswa lainnya yang bergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) berhasil turut berkontribusi dalam menjatuhkan rezim orde lama. Namun sayang perubahan yang dilakukan tersebut didesain sekedar mengganti rezim semata, tatkala aktivis mahasiswa itu diberi posisi di pemerintahan, idelalisme mereka luntur, dan peran mereka tak lebih ubahnya serupa intelektual penjilat, yang justru menjadi garda terdepan penjaga eksistensi penguasa (menjadi stempel penguasa). Mereka melontorkan argumentasi-argumentasi yang seolah ilmiah untuk membenarkan tindakan dzalim yang dilakukan penguasa. Idealisme yang mereka pupuk selama di bangku kuliah dalam sekejap dikalahkan oleh, harta dan jabatan.

Namun tentunya tidak semuanya, karena Idealisme perlawanan yang dulunya redup pasca runtuhnya orde lama, perlahan mulai digulirkan kembali pada orde baru. Walau banyak aktivis mahasiswa yang ditangkap atau terbunuh, namun upaya regenerasi gerakan mahasiswa ideologis tetap terjadi di kampus.


  1. Orde Baru

Orde baru di mulai dengan naiknya Soeharto dari kalangan militer sebagai Presiden ke 2 RI. Pada masa ini, tidak sedikit Aktivis dan Politisi yang kritis terhadap penguasa ditangkap, dipenjara, bahkan dibunuh. Banyak posisi stategis di kuasai oleh keluarga Cendana dan kroninya, KKN merajalela oleh Soeharto & Kroninya. Bahkan atas dasar Dwi Fungsi ABRI, banyak perwira militer yang dekat dengan penguasa menduduki posisi Gubernur, Bupati, Direktur Perusahaan Negara, dll. Selain itu, sebagai upaya “memaksa” warga Negara menjadikan pancasila (yang sekuler) sebagai satu-satunya ideology, Soeharto mengencarkan penataran P4. padahal karena-nya Islam sebgai sebuah Ideologi kehidupan yang diwajibkan atas segap kaum muslim tidak dapat dijadikan sempurna penerapannya. Pemerintah orde baru juga menorehkan dosa pada rakyat bangsa ini karena menjeratkan Negara pada hutang dengan IMF yang mencapai 14 juta dolar AS. Bahkan para Mafia Barkley yang bertugas menjajah Indonesia secara ekonomi disupport penuh oleh rezim ini baik sokongan dana, studi, termasuk menempatkan mereka pada posisi strategis.

Pada era orde baru ini juga digelontorkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK/BKK) yang menyebabkan suara-suara kritis mahasiswa disumbat secara sistematis, hal ini menyebabkan aktivitas mahasiswa yang pada orde lama banyak melakukan aktivitas politik, hanya menyibukkan diri dengan aktivitas akademik dan kegiatan social, seni dan olah raga.

Belum lagi Kenaikan BBM, Pengangguran, KKN, termasuk beragam kejahatan yang dilakukan militer terhadap umat Islam, seperti peristiwa Tanjung Priok dan peristiwa haur kuning majalengka turut menjadikan rakyat menderita. Ending dari beragam kesulitan hidup masa orde baru terjadi di penghujung tahun 1997. Dimana harga barang melonjak naik akibat tingginya inflasi, PHK bersar-besaran terjadi, Banyak perusahan gulung tikar, BUMN dilego, Subsidi dikurangi bahkan ingin dicabut, pungutan illegal di banyak instansi public marak terjadi.

Beberapa tokoh nasional dan gerakan kaum intelektual terus berupaya melakukan perlawanan. Isu Reformasi pun digulirkan, diopinikan di kampus-kampus, lewat televisi dan di banyak kesempatan. Dalam waktu yang singkat isu tersebut mampu membangkitkan keberanian rakyat untuk bersuara “T.I.D.A.K” pada orde baru. Ribuan Mahasiswa turun ke jalan membeberkan borok-borok orde baru, menggelorakan semangat melakukan perubahan dengan menuntut lengsernya Soeharto. Peristiwa Semanggi menjadi bukti sejarah tumpahnya darah mahasiswa untuk menurunkan rezim Orde Baru. Serangan massif dari tokoh Reformasi yang dimotori Amien Rais, Cs dengan Support Gerakan Mahasiswa menjadikan rezim Orde baru semakin terpojok, apalagi geliat perlawan juga diserukan oleh para anggota dewan yang waktu itu adalah “penghamba setia” rezim orba. Hal tersebut mendorong Soeharto untuk menyatakan kekalahannya dengan menyatakan mengundurkan diri sebagai Presiden .

  1. Orde Reformasi

Hal ini ditandai dengan lengsernya Soeharto sebagai PresidenRI, dan digantikan oleh wakilnya yang merupakan anak emas dan hasil didikan orde Baru, yakni B.J. Habibie. Pada Pemilu yang diadakan terpilih Gusdur sebagai hasil Poros Tengah dari beberapa komponen umat Islam, Kemudian kepemimpinan Gusdur digantikan Megawati Soekarno Putri, Pada Pemilu 2004 lewat Pemilu yang diklaim dilakukan secara langsung terpilih Sosilo Bambang Yudhoyuno (SBY) sebagai presiden RI ke – 6.Dan untuk kedua kalinya pada Pemilu 2009 kemaren SBY kembali terpilih sebagai Presiden, mengungguli Jusuf Kalla dan Megawati. Pada orde Reformasi kebijakan yang tidak berpihak rakyat semakin terang-terangan dilakukan penguasa. Seperti Penjualan PT. Telkom ke Singapura, PT. ANTAM. PT. HM.Sampoerna, dll. Lewat UU yang merupakan pesanan dari para kreditor internasiolnal dan LSM komprador. Selain itu Blok Cepu, Penjualan Gas Tangguh ke China, Korupsi oleh beberapa pejabat Negara, termasuk swastanisasi asset public semakin gencar dilakukan. Pada orde ini pula disahkan UU BHP, UU SDA, UU Penanaman Modal, UU Otonomi Daerah, UU Minerba, UU KDRT, UU Pornografi dan Pornoaksi, dan UU ketenagalistrikan yang semuanya dijiwai oleh pandangan dasar kapitalisme yang beraqidah sekulerisme.

Hal lainnya pada orde reformasi hutang luar negeri mencapai 1200 triliun dollar AS. BBM dinaikkan mencapai 125 % (tahun 2005), Indeks Prestasi Korupsi yang rendah, menurut PERC Indonesia menempati peringkat ke 13 dari 13 negara yang diteliti. Tahun 2003 Indonesia menempati posisi pertama tingginya Pornografi.

Pada masa Reformasi ini juga upaya liberalisasi semakin gencar dilakukan oleh lembaga-lemba internasional seperti IMF, UNDP, Bank Dunia, dan beberapa LSM Komprador yang sengaja dibiayai dan disetting untuk melakukan penjajahan gaya baru di Negeri ini. Sebut saja misalnya liberalisasi dalam bidang politik, seperti UU Otonomi Daerah yang menyebabkan munculnya raja-raja di daerah, Liberalisasi Pendidikan, dengan UU BHP yang menjadikan pendidikan dikelola dengan mekanisme perusahaan yang berorientasi pada kapitalisasi. Liberalisasi agama, dimana upaya dekontruski pemahaman dan pemikiran islami termasuk upaya menfsirkan ulang Al-Qur’an dilakukan LSM Komprador seperti JIL. Liberalisasi Ekonomi, dengan peneritan UU No. 11 tahun 2001 yang menjadikan asset srategis dapat dikuasai Swasta, contoh nyata : PT. Garuda Indonesia, PT. Telkom, PT.Antam, dll.

Beragam kebijakan yang tidak menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat tersebut sangat jelas terpampang di depan mata oleh mereka-mereka intelektual yang sadar akan keburukan kapitalisme dengan aqidah sekulerismenya. begitu pula seharusnya dalam pandangan pemuda & gerakan mahasiswa dewasa ini, permasalahan ini tentunya harus menjadi permasalahan besar yang harus disikapi secara cerdas & ideologis. Namun ironisnya sampai dengan saat ini mahasiswa & gerakannya masih belum mampu muncul kepermukaan dengan visi ideologis perubahan yang fundamental. kebobrokan sistem kapitalisme yang sering mereka kritisi belum mampu tergantikan karena memang sudut pandangnya adalah dari sistem kapitalisme itu juga. []

0 komentar:

Posting Komentar

 

NO COPYRIGHT © IN ISLAM 2009 - BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS KOTA BALIKPAPAN MADINATUL IMAN - KALTIM